Hell Is Us

Jujur, pertama kali aku dengar tentang Hell Is Us, aku cuma mikir, “Ah, game action lagi, biasa aja.” Tapi begitu mulai main, rasanya dunia nyata langsung hilang. Aku langsung masuk ke Hadea, dunia fiksi yang gelap, penuh reruntuhan akibat perang saudara, dan… makhluk-makhluk aneh yang muncul entah dari mana.

Rasanya campur aduk antara tegang, penasaran, dan sedikit frustasi karena musuhnya nggak main-main. Tapi justru itu yang bikin aku betah banget main. Hell Is Us bukan sekadar pertarungan; ini perjalanan emosional yang bikin kita mikir tentang harapan, kehilangan, dan perjuangan untuk bertahan hidup.

Cerita Remi: Lebih dari Sekadar Hero

Hell is Us - Soundtrack

Aku berperan sebagai Remi Letam, anggota Peacekeeper yang ditugaskan menyusup ke Hadea untuk menemukan orang tuanya. Tapi ternyata, yang kutemui bukan cuma keluarga—melainkan dunia yang hancur dan makhluk-makhluk menyeramkan bernama Hollow Walkers Steam.

Yang aku suka dari cerita ini adalah kedalaman karakternya. Remi nggak cuma superhero tanpa rasa takut; dia rapuh, kadang ragu, dan itu bikin aku bisa relate banget. Setiap dialog dan cutscene membuatku mikir, “Kalau aku di posisinya, apa aku bakal kuat juga?”

Ada satu momen yang bikin aku gemes sendiri. Waktu pertama kali ketemu Hollow Walker raksasa, aku salah strategi dan… ya, mati total. Satu jam main hilang begitu saja. Tapi dari situ aku belajar pentingnya observasi dan kesabaran. Jangan langsung menyerang; pelajari pola musuh dulu.

Atmosfer Hadea: Gelap, Menegangkan, tapi Indah

Salah satu hal yang bikin Hell Is Us beda adalah atmosfernya. Aku nggak cuma main game, tapi rasanya kayak “tur” keliling Hadea. Suara angin di reruntuhan, bisikan dari jauh, dan pencahayaan gelap yang bikin hati deg-degan, semuanya bikin pengalaman bermain terasa hidup.

Aku pernah muter-muter di kota hancur sampai lupa waktu. Kadang aku sengaja ngejalanin Remi pelan-pelan cuma buat menikmati detail lingkungan. Serius, kalian bakal nemuin easter egg dan catatan kecil yang bikin cerita makin terasa nyata.

Tips dari aku: jangan buru-buru maju. Ambil waktu eksplorasi. Kadang malah nemu loot langka atau jalur rahasia yang bikin pertarungan lebih gampang.

Gameplay: Tantangan yang Bikin Ketagihan

Gameplay-nya menurutku gabungan elemen soulslike dengan puzzle dan eksplorasi. Setiap pertarungan nggak bisa asal pukul; timing, posisi, dan pemilihan senjata itu kunci. Aku sendiri sempat frustasi karena senjata favoritku nggak efektif melawan Hollow Walker tertentu. Harus coba kombinasi lain, dan itu bikin puas banget saat akhirnya berhasil.

Selain itu, game ini nggak cuma combat. Ada puzzle yang bikin aku mikir keras, kadang sampai salah langkah. Tapi justru itu yang bikin setiap pencapaian berasa luar biasa.

Tips tambahan: selalu perhatikan environment. Banyak puzzle yang jawabannya ada di detail sekitar. Kalau asal nebak, bisa bikin Remi… ya, mati lagi.

Pilihan dan Konsekuensi: Cerita Berjalan Bersama Kamu

Hell is Us is a new dark action adventure that doesn't care about maps,  compasses and quest markers

Yang menarik, Hell Is Us nggak cuma cerita linear. Pilihan yang kita ambil mempengaruhi hubungan dengan karakter lain dan jalannya cerita. Aku sempat bikin keputusan gegabah—dan wow, ternyata berdampak besar. Salah satu karakter nggak lagi percaya sama Remi, dan itu bikin endingnya beda.

Pelajaran yang aku ambil: pikirin tiap keputusan. Jangan cuma ikuti insting. Kadang pilihan kecil punya konsekuensi besar. Ini bikin game terasa lebih hidup dan interaktif dibanding game action biasa.

Momen Favorit dan Frustrasi

Ada satu momen yang nggak bakal aku lupain. Waktu Remi berhasil selamat dari serangan massal Hollow Walkers di jembatan yang runtuh. Rasanya campur aduk antara lega, senang, dan bangga. Tapi ada juga momen frustrasi, misalnya ketika gagal menyelesaikan puzzle karena salah baca clue.

Tapi justru kombinasi momen frustasi dan kepuasan itu bikin game ini memorable. Aku belajar sabar, fokus, dan kadang harus siap menerima kegagalan. Itu yang bikin pengalaman game ini lebih manusiawi, bukan sekadar hiburan instan.

Mengapa Hell Is Us Layak Dicoba

Kalau kalian nyari game yang cuma seru buat combat, Hell Is Us mungkin terlalu berat. Tapi kalau kalian pengen game dengan cerita mendalam, atmosfer mencekam, dan tantangan menantang, ini wajib dicoba.

Aku pribadi merasa game ini bukan cuma hiburan, tapi juga pelajaran kecil tentang strategi, kesabaran, dan konsekuensi dari setiap keputusan. Plus, eksplorasi Hadea itu rasanya seperti jalan-jalan virtual yang gelap tapi memikat.

Saran aku: jangan takut mati beberapa kali, nikmati tiap detik permainan, dan eksplorasi dunia Hadea sepuasnya. Percayalah, pengalaman ini bakal sulit dilupakan.

Eksplorasi Hadea: Menyusuri Setiap Sudut Kota yang Runtuh

Salah satu hal yang bikin aku betah main Hell Is Us adalah eksplorasinya. Kadang aku sengaja jalan pelan-pelan, bukan cuma buat menghindari musuh, tapi juga untuk menikmati detail Hadea. Aku sempat tersesat beberapa kali di reruntuhan kota—dan itu bikin deg-degan, karena Hollow Walkers bisa muncul tiba-tiba dari bayangan.

Ada momen lucu juga. Aku menemukan bangunan yang kelihatannya kosong, tapi ternyata di dalamnya ada item rahasia yang bisa nambah kemampuan Remi. Aku sampe bilang dalam hati, “Waduh, untung gue nggak buru-buru lewat sini.” Pelajaran dari situ: eksplorasi itu penting banget, kadang rewardnya nggak langsung kelihatan.

Tips aku: selalu cek setiap ruangan dan perhatikan cahaya atau objek yang mencolok. Banyak puzzle atau item langka tersembunyi di detail kecil, yang kalau dilewatkan bisa bikin pertarungan jadi lebih sulit.

Pertarungan yang Memacu Adrenalin

Combat di Hell Is Us bukan cuma asal serang. Aku sempat frustasi awalnya karena musuh muncul bertubi-tubi, dan aku mati beberapa kali. Tapi setelah mulai memahami pola gerak Hollow Walkers dan timing serangan, rasanya puas banget saat berhasil mengalahkan mereka.

Aku belajar dua hal penting: pertama, jangan egois pakai senjata favorit terus. Setiap musuh punya kelemahan berbeda. Kedua, jangan lupa manfaatkan lingkungan. Kadang ada benda yang bisa dilempar atau digunakan sebagai jebakan.

Satu trik yang aku temukan: kalau merasa overpowered, mundur dulu dan amati. Kadang cuma butuh satu kesalahan musuh untuk balikkan keadaan. Ini bikin game terasa adil tapi tetap menegangkan.

Puzzle dan Keputusan: Otak dan Hati Diuji

Selain pertarungan, Hell Is Us punya puzzle yang bikin mikir. Ada satu puzzle di bekas perpustakaan yang bikin aku nyerah beberapa kali. Tapi begitu berhasil, rasanya lega luar biasa. Puzzle ini bukan cuma buat “isi waktu,” tapi juga bikin aku merasa lebih terlibat sama dunia game.

Kemudian ada sistem pilihan cerita. Aku pernah gegabah menyelamatkan satu karakter tanpa mikirin konsekuensinya. Akhirnya, karakter lain jadi nggak percaya sama Remi. Ini bikin ending game berbeda dari ekspektasi.

Pelajaran penting: jangan cuma ikut insting. Kadang keputusan kecil bisa bikin cerita berubah drastis. Sistem ini bikin Hell Is Us terasa hidup, karena pilihan kita benar-benar memengaruhi jalannya cerita.

Baca juga fakta seputar : Game

Baca juga artikel menarik tentang : Stumble Guys: Panduan Seru, Tips, dan Pengalaman Main yang Bikin Ketagihan