Kalau kamu sempat scrolling TikTok atau Instagram beberapa minggu terakhir ini, kemungkinan besar kamu nyangkut di salah satu video yang menyebut-nyebut nama Shakilla Astari. Awalnya, aku juga cuma dengar sekilas. Tapi makin ke sini, makin banyak yang bahas, makin banyak video FYP, dan jujur aja… makin bikin penasaran.
Jadi siapa sih sebenarnya Celebriti Shakilla Astari ini?
Waktu pertama kali aku nemu namanya, aku pikir dia seleb TikTok biasa—kayak influencer yang muncul, viral sebentar, lalu hilang ditelan algoritma. Tapi ternyata, ceritanya agak beda. Dan menariknya, ada pelajaran juga di balik fenomena viralnya dia.
Awal Mula Denger Nama “Shakilla Astari”
Aku inget banget, waktu itu lagi ngopi santai sambil cek story IG. Temenku nge-share video berdurasi 15 detik. Di sana, ada cuplikan live yang isinya seseorang ngomongin “Shakilla Astari tuh…” — dan aku langsung pause. Itu nama yang unik banget, nggak kayak nama-nama yang sering aku denger sebelumnya Idn times.
Beberapa hari setelahnya, aku buka TikTok dan boom! FYP-ku dipenuhi dengan konten soal dia. Mulai dari recap drama, video analisis kepribadian (sampai segitunya lho!), sampai yang ngasih komentar pedas ala netizen +62. Dari situ, rasa penasaranku makin tumbuh.
Lalu mulailah aku deep dive—buka YouTube, cek thread X (dulu Twitter), sampai scroll komentar-komentar random. Dan di sinilah ceritaku soal Shakilla dimulai.
Siapa Sebenarnya Shakilla Astari?
Jadi, dari berbagai sumber yang aku himpun (dan dicerna baik-baik, ya, bukan asal comot info), Shakilla Astari adalah seorang content creator muda yang aktif di beberapa platform, terutama TikTok dan Instagram. Banyak yang mengenalnya sebagai figur yang ceplas-ceplos, punya gaya bicara khas, dan—ini penting—cukup berani mengutarakan pendapatnya, bahkan yang sifatnya sensitif.
Aku pribadi belum nemu info yang sangat resmi atau verifikasi tentang latar belakang lengkapnya—kayak tempat tinggal, sekolah, atau latar pendidikan. Tapi justru di situlah daya tariknya: sosoknya misterius tapi relatable banget bagi sebagian anak muda zaman sekarang.
Yang jelas, dia bukan selebritas yang dibesarkan media mainstream. Dia lebih ke fenomena grassroots—populer karena didorong oleh algoritma dan perbincangan netizen sendiri.
Kenapa Shakilla Astari Jadi Begitu Populer?
Nah, ini pertanyaan yang tricky. Karena jawabannya bukan cuma satu. Tapi dari pengamatanku, ada beberapa hal yang membuat namanya meroket:
Konten yang mengundang opini
Dia sering membuat konten yang membahas topik-topik relatable—mulai dari cinta, pertemanan, sampai kritik sosial. Tapi caranya beda. Dia gak terlalu halus, malah cenderung frontal. Dan ini bikin penonton terbagi dua: yang setuju banget dan yang… ya, sebel banget.Jadi bahan diskusi (dan debat)
Waktu dia mengungkapkan opininya tentang hubungan toxic atau cewek yang terlalu bergantung secara emosional, misalnya, banyak netizen merasa “tercermin”—entah secara positif atau negatif. Kontennya jadi bahan debat panjang, bukan cuma sekali dua kali.Gaya bicara khas
Ini penting. Gaya komunikasi itu berperan besar. Shakilla punya intonasi dan mimik wajah yang khas. Buat sebagian orang, ini menarik. Buat yang lain, bisa jadi bikin gregetan. Tapi intinya, dia berhasil menciptakan persona online yang gampang diingat.Daya tarik visual
Ya, harus diakui juga, penampilan fisiknya memenuhi standar visual yang biasa ‘laku’ di media sosial. Kamera genic, ekspresif, dan selalu tampil percaya diri. Bahkan di video yang tampak sederhana, aura “pede” itu kerasa banget.
Keunikan dari Pribadi Shakilla Astari
Dari semua kontennya yang udah aku tonton, yang paling menonjol itu ya… dia nggak jaim (jaga image). Dia bisa cerita soal kegagalan, soal pengalaman pahit, bahkan soal hal yang mungkin banyak orang malu buat ngomongin.
Dan ini yang bikin aku sempet mikir: “Eh, ini anak kayaknya pernah ngalamin banyak hal deh.” Entah itu dalam hubungan, pertemanan, atau kehidupan sehari-hari. Tapi bukannya menyimpan semua itu, dia malah membagikannya dalam bentuk yang… entertaining tapi jujur.
Kadang dia pakai bahasa campur—Indonesia-Inggris, kadang diselipin bahasa anak Jaksel. Kadang juga dia marah-marah di depan kamera, tapi marahnya bukan yang kasar—lebih ke ekspresif aja. Ini ngingetin aku sama temen SMA yang kalau cerita suka meledak-ledak tapi lucu.
Apa yang Membuat Shakilla Astari Viral?
Jawaban singkatnya: authenticity + timing + algoritma.
Yang panjangnya? Well, gini. Aku sempat ngobrol sama beberapa temanku yang juga ngikutin dia. Dan kami semua setuju: dia punya vibe anti basa-basi. Kontennya langsung ke intinya. Jadi orang nggak perlu scroll lama-lama buat paham maksudnya.
Terus, dia muncul di momen yang pas banget—saat banyak orang mulai bosan dengan konten yang terlalu template, terlalu manis-manis tapi fake. Kehadirannya seperti angin segar (walau kadang bau bawang juga sih, tergantung kamu suka atau nggak).
Dan terakhir, algoritma TikTok memang sayang banget sama konten yang memicu emosi—baik itu marah, senang, ngakak, atau debat. Nah, Shakilla tuh dapet semua itu. Satu video dia bisa memicu ribuan komentar berisi debat.
Shakilla Astari di Mata Netizen
Lucu ya, dunia digital itu. Sekali kamu muncul dan dikenal, maka yang komentar bukan cuma orang yang kenal kamu. Semua orang merasa berhak kasih opini.
Aku pernah baca satu komentar yang bilang, “Shakilla itu kayak cermin. Kalau kamu gak suka dia, mungkin karena kamu ngelihat diri kamu di situ.”
Ada benarnya juga sih. Karena banyak banget komentar yang nadanya defensif. Misalnya, waktu dia bahas cewek yang selalu nyalahin cowok dalam hubungan yang gagal—wah, langsung rame! Padahal, ya… mungkin ada benarnya, mungkin juga nggak sepenuhnya tepat. Tapi keberaniannya buat bilang itu di ruang publik, patut diapresiasi.
Tapi tentu, gak semua komentar positif. Ada juga yang bilang dia terlalu mencari sensasi, terlalu percaya diri, atau bahkan terlalu agresif. Tapi sekali lagi, ini internet. Apa pun yang kamu lakukan, pasti ada yang suka dan nggak suka.
Pelajaran yang Aku Petik dari Fenomena Shakilla Astari
Setelah ngikutin kontennya cukup lama, aku sadar satu hal: jadi diri sendiri di media sosial itu susah, tapi powerful banget kalau kamu bisa konsisten.
Shakilla menunjukkan kalau keberanian untuk tampil otentik—meski dengan segala risiko dibenci atau di-bully—itu bisa jadi kekuatan. Bukan berarti kita harus meniru gayanya ya, tapi lebih ke: berani menunjukkan suara asli kita.
Aku sendiri sempat takut banget buat posting konten opini di TikTok. Takut diserang, takut dikatain. Tapi setelah ngelihat dia, aku mulai mikir: kalau kamu gak pernah ngomong, gimana orang tahu kamu punya sesuatu yang berharga untuk dibagikan?
Dan yang penting juga: kita perlu lebih bijak sebagai audiens. Gak semua hal yang viral itu harus dibenci atau ditelan mentah-mentah. Kadang, kita cuma perlu diam, dengerin, dan ambil yang baik.
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Buat kamu yang mungkin baru dengar nama Shakilla Astari, mungkin ini saat yang tepat untuk bukan sekadar “ikut-ikutan nonton.” Tapi coba pelajari juga gimana caranya seseorang bisa menciptakan personal brand dengan kuat.
Dan kalau kamu juga seorang content creator atau blogger yang lagi membangun audiens, ingat hal ini:
Jadilah otentik, bukan sempurna.
Berani berbeda, asal masih sopan dan punya nilai.
Gunakan algoritma sebagai alat, bukan tujuan.
Dan tentu saja, jangan takut dikritik. Karena seperti kata netizen (yang entah siapa duluan yang bilang), kalau gak ada yang benci kamu di internet, berarti kamu belum cukup bersuara.
Baca juga artikel menarik lainnya tentang Kenapa Baskara Putra (Hindia) Bisa Jadi Suara Hati Banyak Orang? Ini Alasannya disini