Saya masih inget betul waktu pertama kali nyicipin kepiting saos tiram. Itu di sebuah warung seafood kaki lima di daerah Kalibata. Tempatnya sederhana, bahkan bisa dibilang agak kumuh. Tapi aroma masakan dari dapurnya itu… aduh, bikin ngiler.
Waktu itu saya pesan setengah kilogram Culinery kepiting, tanpa tahu gimana cara makannya. Duduk, nunggu, lalu datanglah si piring besar berisi kepiting berlumur saus cokelat kehitaman yang kental dan harum banget. Sausnya lengket di jari, tapi ya siapa peduli? Rasanya tuh manis, asin, gurih, dan sedikit pedas. Kombinasi rasa yang bikin saya, yang awalnya cuma mau nyicip, malah berakhir pesan tambah nasi.
Dari situ saya tahu: kepiting saos tiram itu bukan cuma makanan, tapi pengalaman.
Keunikan Rasa Kepiting Saos Tiram yang Gak Bisa Dilawan
Salah satu hal paling unik dari kepiting saos tiram itu ya sausnya itu sendiri. Meskipun disebut “saos tiram”, sebenarnya bahan dasar sausnya itu lebih kompleks. Biasanya ada Cookpad:
Saos tiram (jelas)
Bawang putih cincang
Kecap manis dan asin
Cabe (kalau mau pedas)
Sedikit gula biar balance
Kadang ditambah mentega atau margarin biar lebih rich
Tapi bukan cuma rasanya yang bikin unik, cara makannya juga. Kepiting itu harus dimakan dengan tangan. Kamu harus buka cangkangnya, korek dagingnya, kadang harus pake gigi buat ngebelah bagian keras. Ini bukan makanan elegan. Ini makanan petualangan.
Saya pribadi suka momen-momen ketika semua orang di meja jadi diem karena sibuk ngisep-ngisep capit kepiting. Bukan karena nggak mau ngobrol, tapi karena terlalu fokus sama kenikmatan yang ada di depan mata.
Apa yang Bikin Kepiting Saos Tiram Disukai Banyak Orang?
Saya pernah tanya ke beberapa temen yang juga penggemar berat seafood, dan jawaban mereka rata-rata mirip: kombinasi rasa dan tekstur.
Rasa sausnya tuh kompleks tapi gak ribet.
Tekstur daging kepiting yang lembut dan manis itu cocok banget dengan saus yang bold.
Sensasi makan yang ‘berjuang dulu baru enak’ juga jadi bagian dari kenikmatan.
Dan jangan lupakan faktor sosialnya. Makan kepiting itu seringkali jadi acara keluarga atau kumpul temen. Jarang orang makan kepiting sendirian di pojokan. Biasanya rame-rame, bising, penuh tawa, dan tangan belepotan bareng-bareng.
Ada juga yang bilang kepiting saos tiram itu kayak makanan yang punya prestige. Gak semua orang bisa makan tiap hari karena harganya gak murah. Jadi pas bisa makan, rasanya spesial.
Tips Memasak Kepiting Saos Tiram di Rumah
Oke, sekarang kita masuk ke bagian “berdarah-darah” alias pengalaman saya masak kepiting saos tiram pertama kali.
Pertama, milih kepitingnya. Saran saya sih, cari yang masih hidup kalau bisa. Cek bagian bawah cangkangnya, kalau keras dan berat, biasanya dagingnya tebal.
Kedua, rebus dulu sebentar. Saya dulu langsung tumis mentah-mentah dan hasilnya amis. Setelah belajar, ternyata rebus sebentar 10–15 menit bisa ngurangin bau dan bikin dagingnya lebih mudah dikeluarkan nanti.
Ketiga, jangan pelit bumbu. Saos tiram itu memang enak, tapi kuncinya tetap di racikan. Saya pernah coba masak dengan cuma bawang putih dan saos tiram doang—hasilnya? Hambar, nggak ngangkat.
Oh ya, satu tips penting lagi: pakai api besar saat tumis terakhir. Ini bikin saus lebih menyatu dan aromanya keluar maksimal.
Resep Kepiting Saos Tiram Ala Dapur Sendiri
Kalau kamu mau coba masak di rumah, ini resep yang biasa saya pakai:
Bahan:
2 ekor kepiting ukuran sedang, belah dua
4 siung bawang putih, cincang halus
2 sdm saus tiram
1 sdm kecap asin
1 sdm kecap manis
½ sdt merica
½ sdt gula pasir
100 ml air
1 sdm margarin
2 sdm minyak untuk menumis
Cabe rawit utuh (opsional, kalau mau pedas)
Cara membuat:
Rebus kepiting selama 10–15 menit. Tiriskan.
Panaskan minyak + margarin, tumis bawang putih sampai harum.
Masukkan kepiting, aduk rata.
Tambahkan saos tiram, kecap asin, kecap manis, gula, merica, dan air. Aduk lagi.
Masak dengan api besar sampai saus mengental dan meresap (sekitar 5–8 menit).
Sajikan dengan nasi hangat dan tangan kosong
Review Pribadi Setelah Masak dan Makan
Setelah beberapa kali eksperimen, saya sadar satu hal: masak kepiting saos tiram di rumah itu bisa jauh lebih enak daripada di restoran—kalau tahu triknya.
Pertama karena kita bisa sesuaikan bumbu sesuai selera. Saya suka yang agak manis dan pedas, jadi bisa kontrol sendiri.
Kedua, lebih puas. Bayangin aja, makan kepiting 1 kg di restoran bisa habis Rp150.000 lebih, sementara masak sendiri bisa separuh harga.
Cuma ya, downside-nya adalah… cucian. Setelah masak, dapur biasanya penuh cangkang, minyak cipratan, dan napas yang masih bau kepiting. Tapi buat saya pribadi, worth it.
Pelajaran yang Saya Petik dari Si Saus Tiram Ini
Kalau boleh jujur, kepiting saos tiram ngajarin saya beberapa hal, lho.
Sabar. Dari milih kepiting, rebus, masak, sampai makan, semuanya butuh proses.
Menikmati proses. Beda sama fast food yang tinggal hap, ini butuh effort.
Kebersamaan. Ini bukan makanan buat disimpan di kamar sambil nonton YouTube. Ini makanan buat kumpul bareng orang-orang yang kita sayang.
Dan yang paling penting, saya belajar bahwa rasa enak itu bukan dari bahan mahal, tapi dari niat dan proses yang jujur.
Yuk, Masak Sendiri!
Jadi kalau kamu belum pernah coba masak kepiting saos tiram, saya saranin banget buat mulai. Gak harus sempurna, yang penting berani coba. Siapa tahu kamu juga, seperti saya, jatuh cinta pada makanan ini dari suapan pertama.
Kalau kamu udah pernah coba juga, share dong pengalamanmu. Gagal total? Berhasil bikin keluarga ketagihan? Semua cerita soal kepiting ini selalu menarik buat dibahas.
Dan ya, buat kamu yang pengen coba, jangan takut berantakan. Kadang dapur kotor itu tanda dapur bahagia.
Baca juga artikel menarik lainnya tentang Roti John: Pengalaman Seru Bikin & Nikmati Street Food Hits Favoritku disini